
Jaro Ruhandi dan pegiat pertanian alami sedang berceritan tentang pendidikan dan praktek pertanian alami didepan siswa/i SMAN 3 Cibeber. (24 November 2018)
Ada 23 orang siswa yang ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan tujuan mengenalkan pertanian alami kepada siswa, dengan harapan selain untuk menambah wawasan juga untuk dapat dipraktekan disekolah dan dilingkungan tempat tinggal dalam kehidupan sehari -hari.
Sebelum acara inti, dimulai dari gelar buku bacaan dan membacanya. Ada buku tentang pertanian dan buku bacaan umum. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan semangat baca dikalangan pelajar.
Materi yang diberikan masih sangat sederhana sekitar pendidikan pertanian alami, cara pembuatan mikroba untuk mengolah tanah, dan nutrisi untuk tumbuhan.
Para pelajar sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, selain mendapat wawasan mereka juga bisa langsung praktek dan melihat hasil dari kegiatan pertanian alami di Desa Warungbanten.
Seperti yang diungkapakan oleh Rendi, siswa kelas 3 SMAN 3 Cibeber. ” saya sangat senang mengikuti kegiatan ini, karena bukan hanya teori yang disampaikan oleh jaro Ruhandi tetapi langsung praktek dan melihat hasilnya.
“Saya yakin ini akan menjadi salah satu bekal saya terutama setelah lulus sekolah, bisa saya kembangkan di Desa saya”. Ucap Rendi, dengan semangat.
“Moment ini sangat berharga, semoga Desa Warungbanten mau terus bekerjasama dengan kami, dalam mengembangkan pertanian alami, sehingga pertanian alami terus menyebar lebih luas lagi, bukan hanya dikalangan pelajar tetapi juga kepada masyarakat”. Ucap Hendra Wijaya pembina Tetanik saat acara penutupan.
Jaro Ruhandi menegaskan, “Jangan pernah bosan untuk untuk terus belajar sekalipun hari ini kita tidak merasa membutuhkannya, karena yakin suatu saat nanti kita akan merasakan manfaatnya”.
“Begitu pula dengan pertanian alami, terus pelajari, praktekan dan ajarkan kepada orang lain, dari situlah kita sudah memulai langkah menuju pribadi yang mandiri”. pungkas Jaro.
Semoga semua sekolah selain medorong siswa untuk sekolah kejenjang yang lebih tinnggi, juga terus mengenalkan siswa terhadap budaya lokal untuk terus dijaga dan dilestarikan terutama pertanian alami, karena itu merupakan salah satu modal menuju masyarakat yang lebih mandiri.
Sehingga sekolah bukan lagi untuk mencari pekerjaan tetapi untuk menciptakan lapangan kerja minimal untuk diri sendiri.